Pandangan Agama Islam tentang Asal Usul Manusia
Teori Asal Usul Kehidupan
Teori Penciptaan
Menurut teori penciptaan, kehidupan ini adalah merupakan suatu kekuatan yang dinamakan oleh ilmuwan sebagai sesuatu kekuatan yang misterius ( vital spirit). Kehidupan ini berasal dari sesuatu zat Yang Maha Kuasa dan tidak akan dapat dipelajari secara ilmiah, tetapi diterima dengan kepercayaan (iman). Umumnya kaum beragama menerima konsep teori penciptaan ini dengan cara masing-masing. Pengikut –pengikut dari teori ini mengemukakan bahwa seluruh makhluk hidup di bumi ini mulanya diciptakan oleh suatu zat Yang Maha Kuasa yaitu Tuhan.
Teori Generatio Spontanea atau Teori Abiogenesis
Konsep dari teori abiogenesis adalah bahwa makhluk hidup muncul secara spontan dari benda yang tak bernyawa (benda mati). Konsep ini cukup lama dipercaya. Sebagai contoh, di Cina orang percaya bahwa lebah atau serangga timbul secara spontan karena pengaruh panas dan kelembapan. Menurut Aristoteles, bahwa:
Telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Dengan demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
Teori Biogenesis
Menurut Fransisco Redi, asal usul kehidupan yang didasarkan hasil percobaannya. Percobaannya menggunakan dua botol dan memasukan sepotong daging pada masing-masing botol. Botol pertama dibuka dan botol kedua tertutup. Hasil pengamatan selama percobaan menunjukan pada awalnya botol pertama di masuki oleh lalat dan kemudian muncul ulat, sedangkan pada botol kedua tidak ditemukan. Dari hasil eksperimen itu Redi berkesimpulan bahwa:
Ulat yang timbul pada botol terbuka (botol pertama) disebabkan kerana masuknya lalat dan bertelur selanjutnya menjadi ulat, yang terkenal dengan semoboyan “ comne ovum ex vivo” artinya kehidupan berasal dari telur.
Menurut Lazzaro Spallazani, yang melakukan eksperimen terhadap kaldu membuktikan bahwa:
Jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusuk kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah setelah mendidih, maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup, atau omne ovum ex vivum.
Luis Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia bereksperimen dengan menggunakan kaldu dalam labu yang tersumbat gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jenih dan tidak ditemukan mikroba.
Desain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, bahwa:
Mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa, sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan meyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu. Dengan demikian dia telah membutikan teori biogenesislah yang benar. Dengan ungkapan “ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo” artinya makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Teori Neobiogenesis (Teori Naturalistik)
Teori ini menyatakan bahwa: Terbentuknya kehidupan pertama di melalui tahap-tahap tertentu, secara evolusi. Tahap –tahapnya : Pertama, materi pembentuk makhluk hidup pertama diduga CH4, NH3, H2 dan H2O, sedangkan energi yang memungkinkan terjadinya reaksi tersebut adalah sinar ultraviolet. Kedua, pada tahap ini terjadi reaksi yang membentuk senyawa organik dari materi pembentuk pertama. CH4 membentuk monosakarida, NH3 membentuk asam lemak dan gliserol, H2 asam amino, H2O membentuk pirimidin. Ketiga, Monosakarida + monosarida menjadi polisakarida, asam lemak + gliserol menjadi lemak, purin + pirimidin + asam fosfat menjadi nukleotida, dan nukleotida +nukleotida menjadi asam nukleat. Empat, merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya menjadi materi organik yang lebih kompleks, asam nukleat + protein menghasilkan nukleoprotein. Nukleoprotein sudah mampu mengadakan reproduksi, mutasi dan nutrisi. Kelima, protein yang terjadi pada tahap sebelumnya menjadi protovirus atau sel awal. Produk akhir ini mengadakan sintesis, pertumbuhan, perkembangan, dan fermentasi. Keenam, protovirus atau sel awal tumbuh menjadi makhluk saprofit, makhluk kemosintesis, makhluk parasit, dan virus parasit. Ketujuh, tahap ini penuh dengan reaksi-reaksi oksidasi.
Menurut Alexander Oparin, bahwa: Pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3 dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kuat, seperti sinar ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompeks. Proses ini berlangsung di lautan. Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti alkohol (H2H5OH), dan karena asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.
Teori Kosmozoa (Panspermia)
Teori ini menyatakan bahwa spora – spora kehidupan bersama-sama dengan partikel debu alam disebarkan dari suatu tempat ke tempat lain di bawah pengaruh sinar matahari. Menurut hipotesis ini :
Benda – benda langit di atmosfer mempunyai panas dan berpijar pada bagian – bagian pinggir (permukaan) saja, sedangkan bagian dalamnya tetap dingin. Dengan demikian, embrio suatu organisme yang menepati benda-benda langit tetap hidup dalamnya. Selanjutnya, ada diantaranya terlontar ke bumi, maka organisme akan tumbuh berkembang dan berevolusi sehingga menghasilkan seluruh spesies yang ada sekarang.
Pandangan Biologi Tentang Asal Usul Manusia
Dalam ilmu biologi asal usul manusia dipelajari dalam evolusi manusia. Evolusi manusia adalah sejarah fenotipe genus Homo, termasuk muculnya Homo sapiens sebagai spesies berbeda dan sebagai kategori hominid yang unik ( “ kera besar atau great apes”) dan mamalia. Istilah “ manusia” dalam konteks evolusi manusia biasanya mencakup hominid yang lain seperti Autrolopithecus, yang merupakan genus Homo yang memisah sekitar 2,3 hingga 2,4 juta tahun lalu di Afrika.
Bukti yang menunjukan bahwa manusia adalah keturunan primata yaitu Pertama, Bukti anatomis. Semua struktur anatomi mansuia, sampai ke rinciannya sama dengan anatomi kera Afrika, khususnya simpanse. R. Owen pernah berpikir ia menemukan perbedaan nyata antara manusia dan kera pada struktur otak, tapi T.H. Huxley mematahkan pendapat itu, perbedaannya hanyalah kuantitatif bukan kualitatif. Kedua, Bukti fosil. Ketika Darwin menerbitkan temuan-temuannya yang menggoncangkan pada 1859, belum ditemukan fosil apapun yang mendukung gagasan transisi gradual dari leluhur mirip simpanse menuju kera modern. Walau ada saat buku ini ditulis belum ditemukan dari periode antara 8 dan 5 juta tahun lalu. Ketika terjadi percabangan garis keturunan manusia dan simpanse, banyak fosil 5 juta tahun lalu sampai sekarang yang memperlihatkan tahap-tahap peralihan antara simpanse dan manusia. Ketiga Bukti Molekuler. Saah satu terbesar biologi molekuler adalah pembuktian makromolekul berevolusi sebagaimana ciri-ciri struktural yang tampak. Karena itu perbandingan makromolekul manusia dan kera barangkali bisa memberikan penjelasan untuk evolusi manusia, dan memang adanya. Bahkan perbandingan tersebut menunjukan bahwa molekul manusia jauh lebih mirip dengan molekul simpanse daripada organisem lain, dan selain itu kera-kera Afrika lebih mirip manusia daripada primata lain-lainnya. Kemiripan besar sekali sehingga enzim dan protein pada manusia dan simpanse masih identik.
Ilmuwan mengestimasi bahwa manusia merupakan cabang dari nenek moyang umum simpanse sekitar 5-7 juta tahun lalu. Beberapa spesies dan subspesies Homo sudah berevolusi dan saat ini punah, ada yang hilang sama sekali dan ada yang tersisa. Contoh Homo erectus (yang menghuni Asia, Afrika, dan Eropa) dan Neanderthal ( yang menghuni Eropa dan Asia).
Pandangan umum di antara para ilmuwan mengenai asal-usul manusia dengan anatomi modern adalah sebuah hipotesis yang disebut Out of Afrika, yakni manusia modern berasal dari Afrika. Teori ini menyataka bahwa:
Homo sapiens muncul di Afrika dan bermigrasi keluar dari benua ini sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun lalu, menggantikan pupolasi Homo erectus di Asia dan Neanderthal di Eropa.
Sebaliknya, ilmuwan yang mendukung hipotesis multiregional menyatakan bahwa :
Homo sapiens berevolusi terpisal secara geografis namun populasi saling kawin bersumber dari migrasi Homo erectus keluar dari Afrika sekitar 2,5 juta tahun lalu. Bukti menunjukan bahwa genom Neanderthal berkontribusi sekitar 4 % hereditas non-Afrika dan baru-baru ini ditemukan Denisova hominin yang berkontribusi pada 6% genom Melanesia. Kontribusi genetik kuno berkontribusi dengan pergantian Eurasia sekitar 100.000 tahun lalu.
Menurut Corulus Linneus, bahwa kera besar sebagai kerabat terdekat manusia berdasarkan kemiripan morfologi dan anatominya. Kemungkinan menghubungkan keturunan manusia dengan ape awal baru jelas setelah 1859 dengan publikasi Charles Darwin On the Origin Of Spesies, di mana ia menjelaskan gagasan evolusi bahwa spesies baru berasal dari spesies sebelumnya.
Pada tahun 1871, Darwin menerbitkan buku kedua yang menghebohkan dunia, dengan judul The Descent of Man (Asal Usul Manusia). Dalam buku ini ia menerapkan teorinya pada manusia. Binatang yang paling maju, yaitu kera, dengan mengalami proses srtruggle of life sedikit demi sedikit berubah, dan dalam jenisnya yang paling maju mengarah ke wujud manusia. Dari binatang berkembanglah manusia. Pandangan Darwin diperkuat dengan penemuan manusia Neanderthal pada tahun 1856.
Pandangan Agama Islam tentang Asal Usul Manusia
Al-Qur’an mengungkapkan beberapa komponen yang menjadi unsur dasar dalam proses pembentukan manusia, antara lain :
- Al-Ma’ dijelaskan dalam surat Al-Anbiya ayat 30 dan Surat Al-Furqan ayat 54. Artinya: “ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman ?” (Q.S. Al-Anbiya (21:30). Artinya : “ Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.” (Q.S. Al-Furqan (25:54) 2. Al- Ardh, dijelaskan dalam surat Taha ayat 55 dan surat Nuh ayat 17 sebagai berikut. Artinya:“ Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.” (Q.S. Taha (20:55). Artinya:“ Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh ( berangsur-angsur).” (Q.S. Nuh (71:17)
- Al-Turab, dijelaskan dalam surat Al-Hajj ayat 5. Artinya: “ Wahai manusia ! Jika kamu meragukan hari (kebangkitan), maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kami sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tumbuhan yang indah.” (Q.S. Al- Hajj 22:
Lafazh al-ma’ (air) yang terdapat dalam ayat pertama, surat Al-Anbiya ayat 30, merupakan pernyataan umum bahwa setiap makhluk hidup (biotik), baik berupa tumbuhan, hewan mapun manusia, pada mula diciptakan oleh Allah dari Air atau dari unsur air. Hal tersebut sepenuhnya sesuai dengan data saintifik, hasil riset para ahli biologi modern yang menunjukan bahwa Asal usul kehidupan makhluk hidup (biotik) berasal dari air.
Lafazh al-‘ardh secara leksikografis bermakna bumi tempat kita berpijak, atau bisa juga berarti bola dunia. Lafazh at-turab secara leksikografis bermakna “ debu” atau tanah yang terdapat dalam permukaan bumi. Jika kita sepakat dengan prinsip yang menyatakan bahwa:
Seluruh kejadian di alam raya ini, sejak awal hingga akhir berjalan di bawah kendali sunnah Allah atau yang lebih populer dengan “ sunnatullah”, dimungkinkan bahwa hasil-hasil penelitian ilmiah yang sesuai dengan watak sunnatullah tersebut, dapat membantu kita dalam membuka tabir rahasia ini.
Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan mengenai perkembangan manusia, walaupun hampir seluruh pengetahuan ini belum ditemukan hingga beberapa abad kemudian. Ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dengan mukjizatnya yang menjadi riset para ilmuan modern. Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur’an berkenaan dengan asal usul kejadian manusia.
Artinya: “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulalng itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S. Al-Mukminun 23 : 12-14)
Dalam ayat di atas bahwa Allah swt menciptakan manusia melalui beberapa proses untuk memperoleh bentuk yang sempurna. Proses penciptaan ini mempunyai bahan dasar yang berasal dari tanah kemudian mengalami sejumlah proses menjadi bentuk yang sempurna. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan terdapat teori tentang perkembangan (embriologi) manusia sebelum Al-Qur’an diturunkan, antara lain teori yang dikemukakan oleh Aristoteles (322-385 SM) yang menjelaskan bahwa:
Penciptaan manusia berasal dari mani laki-laki dan wanita kemudian berkembang menjadi makhluk kecil yang menyerupai manusia.
Manusia pertama (Adam as) diciptakan Oleh Allah dari tanah. Manusia terdiri atas materi dan roh, diciptakan dari tanah kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi petunjuk lalu menjadi tanah kering seperti tembikar dan di sempurnakan bentuknya. Allah meniupkan roh (ciptaan-Nya), maka terjadilah Adam. Firman Allah swt.
Artinya: “ Dang (ingatlah), ketika Tuhan berfirman kepada malaikat “ sesungguhnya Aku menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah meyempurnakan kejadiannya, dan telah Ku-tiupkan ke dalamnya roh (ciptaan- Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. Al-Hijr 28 -29)
Ayat di atas menjelaskan pandangan Islam tentang penciptaan manusia. Dengan penciptaan seperti itu, manusia dibedakan dari seluruh makhluk lainnya. Manusia memiliki kesamaan dengan hewan dalam sebagian kerakteristik, dorongan emosi untuk mempertahankan diri, serta kemampuan untuk memahami dan belajar. Namun berbeda dengan hewan dari kerakteristik rohnya yang membuanya cenderung mencari Allah dan Menyembahnya. Asal mula tubuh manusia adalah dari tanah. Hal ini disebutkan dalam firman Allah swt.
Artinya “ Dan Allah menumbuhkan kami sebagai suatu tumbuhn dari tanah, dan kumudian dia akan mengembalikan kamu kepadanya, Dia akan mengeluarkan kamu lagi sebagai suatu kelahiran.” (Q.S. Nuh :17-18)
Comments
Post a Comment