Posts

Showing posts from September, 2018

Kriteria Diagnosis Skizofrenia

Pengertian Skizofrenia Menurut Kartini Kartono (2014) Skizofenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian serta regresi diri yang parah. Skizofrenia adalah penyakit kronik, parah dan menyebabkan disfungsi otak (Oxford Medical Dictionary, 2010). Menurut SANE Australia (2010) skizofrenia ini mempengaruhi fungsi otak dan mengganggu keupayaan seseorang untuk berpikir dan berprilaku normal. Nevid, Rathus, dan Greene (2005) mengungkapkan bahwa “skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling berhubungan dengan pandangan mayoritas masyarakat tentang gila atau sakit mental. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhiotak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu.Skizofrenia digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh, dan berbahaya (Irmansyah, 2006). Berdasarkan uraian diatas skizofrenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disint

Simptom Fisik dan Psikis

Pengertian Skizofrenia Menurut Kartini Kartono (2014) Skizofenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian serta regresi diri yang parah. Skizofrenia adalah penyakit kronik, parah dan menyebabkan disfungsi otak (Oxford Medical Dictionary, 2010). Menurut SANE Australia (2010) skizofrenia ini mempengaruhi fungsi otak dan mengganggu keupayaan seseorang untuk berpikir dan berprilaku normal. Nevid, Rathus, dan Greene (2005) mengungkapkan bahwa “skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling berhubungan dengan pandangan mayoritas masyarakat tentang gila atau sakit mental. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhiotak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu.Skizofrenia digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh, dan berbahaya (Irmansyah, 2006). Berdasarkan uraian diatas skizofrenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disint

Pengertian Skizofrenia

Pengertian Skizofrenia Menurut Kartini Kartono (2014) Skizofenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian serta regresi diri yang parah. Skizofrenia adalah penyakit kronik, parah dan menyebabkan disfungsi otak (Oxford Medical Dictionary, 2010). Menurut SANE Australia (2010) skizofrenia ini mempengaruhi fungsi otak dan mengganggu keupayaan seseorang untuk berpikir dan berprilaku normal. Nevid, Rathus, dan Greene (2005) mengungkapkan bahwa “skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling berhubungan dengan pandangan mayoritas masyarakat tentang gila atau sakit mental. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhiotak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu.Skizofrenia digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh, dan berbahaya (Irmansyah, 2006). Berdasarkan uraian diatas skizofrenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disint

Skizofrenia

Pengertian Skizofrenia Menurut Kartini Kartono (2014) Skizofenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian serta regresi diri yang parah. Skizofrenia adalah penyakit kronik, parah dan menyebabkan disfungsi otak (Oxford Medical Dictionary, 2010). Menurut SANE Australia (2010) skizofrenia ini mempengaruhi fungsi otak dan mengganggu keupayaan seseorang untuk berpikir dan berprilaku normal. Nevid, Rathus, dan Greene (2005) mengungkapkan bahwa “skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling berhubungan dengan pandangan mayoritas masyarakat tentang gila atau sakit mental. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhiotak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu.Skizofrenia digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh, dan berbahaya (Irmansyah, 2006). Berdasarkan uraian diatas skizofrenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disint

Humor

Pengertian Sense Of Humor Humor Humor berasal dari kata umor yaitu You-moors yang berarti cairan mengalir, yang merupakan sifat dari sesuatu atau suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa (Hartanti dalam Fitriani & Hidayah, 2012). Menurut Eysenck (dalam Fitriani & Hidayah, 2012) secara sederhana humor didefenisikan sebagai suatu yang lucu. Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat tertawa. Humor menurut Kuiper (dalam Alfiani, 2015) adalah stimulus yang dapat memancing tawa pada seseorang, seperti lelucon, cerita lucu, kartun lucu, situasi memalukan, lelucon praktis, dan sebagiannya. Humor digambarkan sebagai salah satu stimulus yang dapat membantu seseorang untuk tertawa dan merasa bahagia (Ripoll dalam Alfiani, 2015). Lippman dan Dunn (dalam Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah sesuat

Pengertian Sense Of Humor

Pengertian Sense Of Humor Humor Humor berasal dari kata umor yaitu You-moors yang berarti cairan mengalir, yang merupakan sifat dari sesuatu atau suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa (Hartanti dalam Fitriani & Hidayah, 2012). Menurut Eysenck (dalam Fitriani & Hidayah, 2012) secara sederhana humor didefenisikan sebagai suatu yang lucu. Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat tertawa. Humor menurut Kuiper (dalam Alfiani, 2015) adalah stimulus yang dapat memancing tawa pada seseorang, seperti lelucon, cerita lucu, kartun lucu, situasi memalukan, lelucon praktis, dan sebagiannya. Humor digambarkan sebagai salah satu stimulus yang dapat membantu seseorang untuk tertawa dan merasa bahagia (Ripoll dalam Alfiani, 2015). Lippman dan Dunn (dalam Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah sesuat

Sense Of Humor

Pengertian Sense Of Humor Humor Humor berasal dari kata umor yaitu You-moors yang berarti cairan mengalir, yang merupakan sifat dari sesuatu atau suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa (Hartanti dalam Fitriani & Hidayah, 2012). Menurut Eysenck (dalam Fitriani & Hidayah, 2012) secara sederhana humor didefenisikan sebagai suatu yang lucu. Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat tertawa. Humor menurut Kuiper (dalam Alfiani, 2015) adalah stimulus yang dapat memancing tawa pada seseorang, seperti lelucon, cerita lucu, kartun lucu, situasi memalukan, lelucon praktis, dan sebagiannya. Humor digambarkan sebagai salah satu stimulus yang dapat membantu seseorang untuk tertawa dan merasa bahagia (Ripoll dalam Alfiani, 2015). Lippman dan Dunn (dalam Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah sesuat

Bentuk Self Regulation

Pengertian Self-Regulation Istilah self-resgulation mempunyai kemiripan dengan istilah self-regulation. Menurut Vohs dan Baummeiter (dalam Rahman, 2017), kedua istilah itu bisa digunakan secara bergantian, tapi sebagian pakar membedakannya. Yang dimaksud self-regulation adalah satu upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan ( the offorful control of thoughts, emotions, and behavior in the service of goal ) Hofman dkk ( dalam Rahman, 2017). Kemampuan individual untuk memiliki pengendalian diri dalam dirinya sendiri itulah yang menjadi sorotan penting dalam regulasi diri (Prasad dkk dalam Anugrah, 2013). Menurut Adler (dalam Chairani, 2010) mengenai self-regulation juga berkaitan bahwa setiap orang memiliki kekuatan bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggunggung jawab tentang siapa dirinya dan bagimana dia bertingkah laku. Menurut Ryan (dalam Chairani, 2010) juga mengemukakan b

Aspek Self Regulation

Pengertian Self-Regulation Istilah self-resgulation mempunyai kemiripan dengan istilah self-regulation. Menurut Vohs dan Baummeiter (dalam Rahman, 2017), kedua istilah itu bisa digunakan secara bergantian, tapi sebagian pakar membedakannya. Yang dimaksud self-regulation adalah satu upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan ( the offorful control of thoughts, emotions, and behavior in the service of goal ) Hofman dkk ( dalam Rahman, 2017). Kemampuan individual untuk memiliki pengendalian diri dalam dirinya sendiri itulah yang menjadi sorotan penting dalam regulasi diri (Prasad dkk dalam Anugrah, 2013). Menurut Adler (dalam Chairani, 2010) mengenai self-regulation juga berkaitan bahwa setiap orang memiliki kekuatan bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggunggung jawab tentang siapa dirinya dan bagimana dia bertingkah laku. Menurut Ryan (dalam Chairani, 2010) juga mengemukakan b

Pengertian Self Regulation

Pengertian Self-Regulation Istilah self-resgulation mempunyai kemiripan dengan istilah self-regulation. Menurut Vohs dan Baummeiter (dalam Rahman, 2017), kedua istilah itu bisa digunakan secara bergantian, tapi sebagian pakar membedakannya. Yang dimaksud self-regulation adalah satu upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan ( the offorful control of thoughts, emotions, and behavior in the service of goal ) Hofman dkk ( dalam Rahman, 2017). Kemampuan individual untuk memiliki pengendalian diri dalam dirinya sendiri itulah yang menjadi sorotan penting dalam regulasi diri (Prasad dkk dalam Anugrah, 2013). Menurut Adler (dalam Chairani, 2010) mengenai self-regulation juga berkaitan bahwa setiap orang memiliki kekuatan bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggunggung jawab tentang siapa dirinya dan bagimana dia bertingkah laku. Menurut Ryan (dalam Chairani, 2010) juga mengemukakan b

Self Regulation

Pengertian Self-Regulation Istilah self-resgulation mempunyai kemiripan dengan istilah self-regulation. Menurut Vohs dan Baummeiter (dalam Rahman, 2017), kedua istilah itu bisa digunakan secara bergantian, tapi sebagian pakar membedakannya. Yang dimaksud self-regulation adalah satu upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan ( the offorful control of thoughts, emotions, and behavior in the service of goal ) Hofman dkk ( dalam Rahman, 2017). Kemampuan individual untuk memiliki pengendalian diri dalam dirinya sendiri itulah yang menjadi sorotan penting dalam regulasi diri (Prasad dkk dalam Anugrah, 2013). Menurut Adler (dalam Chairani, 2010) mengenai self-regulation juga berkaitan bahwa setiap orang memiliki kekuatan bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggunggung jawab tentang siapa dirinya dan bagimana dia bertingkah laku. Menurut Ryan (dalam Chairani, 2010) juga mengemukakan b

Karakteristik individu dengan self esteem yang tinggi dan rendah

Pengertian Self-Esteem Evaluasi terhadap diri sendiri dikenal sebagai self-esteem yaitu evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif (Baron & Byrne dalam Widyastuti, 2014). Buss (dalam Suhron, 2017) memberikan pengertian self-esteem sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan. Harga diri (self-esteem) adalah bagian evaluasi dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran Neo-Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan kognitif anak yang tumbuh menggambarkan dan mendefinisikan diri mereka sendiri (Papalia, Olds, Feldman, 2013). Rosenberg (dalam Masriah, Putri, dan Radiaswati, 2012) menjelaskan bahwa harga diri (self-esteem) adalah penilaian seseorang terhadap dirinya yang ditampilkan melalui sikap positif atau negatif terhadap dirinya. Harga diri yang positif akan membangkitkan

faktor yang mempengaruhi self esteem

Pengertian Self-Esteem Evaluasi terhadap diri sendiri dikenal sebagai self-esteem yaitu evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif (Baron & Byrne dalam Widyastuti, 2014). Buss (dalam Suhron, 2017) memberikan pengertian self-esteem sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan. Harga diri (self-esteem) adalah bagian evaluasi dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran Neo-Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan kognitif anak yang tumbuh menggambarkan dan mendefinisikan diri mereka sendiri (Papalia, Olds, Feldman, 2013). Rosenberg (dalam Masriah, Putri, dan Radiaswati, 2012) menjelaskan bahwa harga diri (self-esteem) adalah penilaian seseorang terhadap dirinya yang ditampilkan melalui sikap positif atau negatif terhadap dirinya. Harga diri yang positif akan membangkitkan

Pembentukan Self Esteem

Pengertian Self-Esteem Evaluasi terhadap diri sendiri dikenal sebagai self-esteem yaitu evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif (Baron & Byrne dalam Widyastuti, 2014). Buss (dalam Suhron, 2017) memberikan pengertian self-esteem sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan. Harga diri (self-esteem) adalah bagian evaluasi dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran Neo-Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan kognitif anak yang tumbuh menggambarkan dan mendefinisikan diri mereka sendiri (Papalia, Olds, Feldman, 2013). Rosenberg (dalam Masriah, Putri, dan Radiaswati, 2012) menjelaskan bahwa harga diri (self-esteem) adalah penilaian seseorang terhadap dirinya yang ditampilkan melalui sikap positif atau negatif terhadap dirinya. Harga diri yang positif akan membangkitkan