Variasi Gaya Mengajar Guru

Variasi Gaya Mengajar Guru

Variasi Gaya Mengajar

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang sangat membosankan dalah sesutau yang tidak meyenangkan. Orang akan lebih suka bila hidup itu diisi dengan penuh variasi dalam arti yang positif. Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar.

Variasi gaya mengajar adalah keragaman dari bentuk cara mengajar guru di dalam suatu kelas. Guru harus dapat memunculkan efek dari suatu kegiatan. Pada kenyataannya hampir semua kegiatan belajar mengajar diciptakan oleh guru. Rangsangan dari cara guru mengajar menyebabkan peserta didik menjadi lebih termotivasi.

Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses dari pada produk.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses pembelajaran yang baik, akan menciptakan situasi yang memunkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik keberhasilan pengajaran.

Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, guru memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan pengguanaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran dikelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar.

Tujuan Variasi Gaya Mengajar

Adapun tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :
  1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar dan mengajar. Dalam proses ini perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yang diberikan guru. 
  2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi. Memotivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi , seseorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak di dalam diri setiap siswa selama pengajaran berlansung.
  3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa dikelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukan lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran kelas.
  4. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual. Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode, tetapi lebih baik banyak dari itu.
  5. Mendorong anak didik untuk belajar. Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.
Adapun dari tujuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari variasi gaya mengajar ialah untuk memelihara perhatian siswa dengan membentuk sikap yang positif dan memberikan fasilitas belajar, motivasi, dan dorongan terhadap anak didik untuk belajar.

Prinsip Penggunaan

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kretif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara mempehatikan beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhtikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunan variasi gaya mengajar itu adalah sebagi berikut :
  1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
  2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
  3. Penggunaan komponnen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
Komponen Variasi dalam Gaya Mengajar

Variasi yang terdapat dalam gaya mengajar ialah sebagai berikut :
  1. Variasi Suara. Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian, dan seterusnya.
  2. Penekanan (focusing). Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan”penekanan secara verbal” yang dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.
  3. Pemberian waktu (Pausing). Untuk menarik perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan. Caranya setelah menjelaskan satu sub-bab materi guru berhenti sejenak sebelum melanjutkan pada sub-bab berikutnya. Ketika guru berhenti, siswa memiliki kesempatan untuk menelaah atau mungkin menyusun pertanyaan dari pernyataan-pernyataan guru yang belum jelas.
  4. Kontak Pandang. Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif.
  5. Gerakan anggota badan (Gesturing). Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
  6. Pindah posisi. Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru.
SUMBER :
  • Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Ilmu Al Jarh wa Al Ta’dil

MAKALAH ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Doktin Doktrin Qodariyah

Pengertian Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Pengertian Wisatawan